Pengunjung

Contact Us
home Jl. Merpati Selatan No. 8 Malang 65147
phone +62 812 806 8901
email rumpun@indo.net.id

Donation to :

Ruang Mitra Perempuan

Bank Mandiri Wahid Hasyim Malang Indonesia

Account Number : 144 -000-551 3020

Swift Code : BMRI IDJA

Program Penguatan Kepemimpinan Remaja Perempuan untuk Pencegahan Dini yang didukung oleh Kedutaan Irlandia di Indonesia (Irish Aid) telah menyelesaikan tahapan pelatihan Hak Kesehatan Reproduksi, Resiko Perkawinan Dini dan Upaya Pencegahannya. RUMPUN didukung oleh Koordinator BKKBN dari kecamatan Singosari dan kecamatan Karangploso kabupaten Malang, serta tokoh perempuan muda Ketua GenRe (Generasi Berencana), sebuah organisasi remaja yang difasilitasi oleh Dinas Keluarga Berencana dan Pengendalian Penduduk sebagai narasumber dan fasilitator.

Pelatihan yang diikuti oleh 47 peserta dari dua desa dampingan: Tawangargo dan Langlang, bertujuan membangun pengetahuan peserta mengenai hak kesehatan reproduksi, perawatannya sebagai bagian dari kesehatan secara komprehensif; serta keterkaitannya dengan pemahaman akan resiko perkawinan anak pada remaja perempuan, termasuk resiko kesehatan dan resiko sosial ekonomi lainnya. Juga membahas upaya yang bisa dilakukan remaja perempuan untuk mencegahnya. Selain itu pelatihan bertujuan membangun kesadaran peserta pentingnya pemahaman hak kesehatan reproduksi remaja dalam siklus kehidupan mereka sebagai perempuan dewasa kelak. Lebih penting dari itu juga membangun kesadaran bahwa parahnya resiko perkawinan anak terutama bagi remaja perempuan perlu dijawab dengan langkah konkrit pencegahan sesuai kapasitas mereka.

Menolak Kawin Dini

Selain itu, bersama ketua GenRe kabupaten Malang, peserta diajak untuk mendiskusikan kondisi tubuh sesuai tahapan usia yang dianggap ideal, terutama masa usia remaja. Misalnya, tubuh langsing yang sering dianggap ideal tidak selalu menunjukkan kondisi kesehatan yang baik. Demikian juga sebaliknya. Yang menarik dari diskusi ini adalah peserta diajak untuk menyusun masa depan yang lebih baik, menghindarkan pergaulan berisiko dan membangun generasi yang tangguh. Setidaknya hal ini dimulai dari individu peserta sebagai pribadi yang menolak perkawinan dini.

Agenda Tindak Lanjut

Peserta merespon materi dengan cukup baik dengan mengajukan masalah-masalah terkait organ reproduksi yang selama ini dianggap area tabu untuk dibicarakan. Peserta merasa bahwa materi pelatihan memberikan penyadaran bagi mereka untuk mengupayakan pergaulan yang sehat mengingat resiko yang berat bila diabaikan. Lebih jauh dari itu, peserta menyatakan bahwa perlu diskusi-diskusi lanjutan yang lebih mendalam terkait isu yang dibahas, bisa dilakukan dalam pendampingan rutin oleh RUMPUN.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta menyusun agenda pendampingan untuk memetakan kondisi sosial ekonomi terkait penyintas perkawinan anak yang bisa dikenali di sekitar lingkungan tinggal mereka. Ini merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan perkawinan anak dengan mengenali kondisi nyata para penyintas sebagai pembelajaran.